Tentu saja saya mengharapkan hadirnya
kejutan baru di empat episode terakhir ini setelah sebelumnya menyaksikan
bagaimana Woo-joo akhirnya mengetahui bahwa sosok favoritnya saat ini, Ji
Eun-soo, pernaha menjadi bagian dari sebuah kasus pembunuhan. Bagian itu
sendiri dibentuk dengan baik oleh Screenwriter Kim Ji-eun dan Sutradara Kim
Jung-kwon, momen yang juga telah dinantikan oleh penonton yakni bagaimana cara
Woo-joo mengetahui kisah kelam seorang Eun-soo tersebut. Terasa slick,
dramatisasi yang dihadirkan terasa mantap terutama pada strategi yang digunakan
yakni dengan menggunakan gesekan di antara dua karakter yang sejak awal telah
berhasil membuat penonton geram, yakni Kim Ho-ran dan Eun Se-mi.
Nama terakhir tadi memang pada akhirnya
tidak berhasil meraih ambisi terbesarnya sejak awal namun saya suka dengan
bagaimana kisahnya diselesaikan di sini, tidak terkesan dipaksakan apalagi
berlebihan. Statusnya yang sejak awal memang telah menjadi seorang pesakitan
membuat Se-mi memang harus menelan pil pahit, sebuah pelajaran dari tindakan
dan aksi “ceroboh” yang pernah ia lakukan di masa lalu. Tapi tidak demikian
dengan Kim Ho-ran. Jelas bahwa sosok yang sejak awal menyandang status sebagai
main villain ini harus mendapatkan ganjaran yang setimpal akibat berbagai aksi
licik yang ia lakukan, ekspektasi kita sebagai penonton telah diarahkan ke
sana, tapi yang hadir justru berada di atas ekspektasi saya.
Saya sejak awal berharap agar Kim Ho-ran
dapat merasakan “sakit” yang sangat berat namun Kim Ji-eun ternyata menyimpan
misi yang berbeda pada Ho-ran. Penyesalan tentu hadir di dalam diri Ho-ran tapi
tidak ada kesan menyiksa yang terasa terlalu berlebihan di sana. Justru teknik
mirroring disajikan, menunjukkan bagaimana Ho-ran dipaksa untuk melakukan
refleksi diri dengan cara merasakan siksaan yang dulu pernah ia jatuhkan kepada
Eun-soo. Boomerang, dan itu menghantam Ho-ran dengan sangat kencang. Itu trik
yang manis dari Kim Ji-eun, di satu sisi tidak membutuhkan eksposisi yang
panjang dan menguras waktu namun di sisi lain juga meninggalkan aftertaste yang
masih terasa kuat dan memuaskan terhadap Kim Ho-ran.
Sejak awal ‘Lies of Lies’ memang memiliki
cukup banyak kejutan yang menciptakan berbagai belokan tajam di dalam cerita,
sama seperti judul yang ia gunakan selalu ada kemunculan kebohongan baru di
balik kebohongan yang hadir terlebih dahulu. Dan teknik tersebut berfungsi
dengan baik, contohnya ketika kita mendapati fakta bahwa Ho-ran ternyata bukan
Ibu kandung dari Jeon Gi-bum yang kematian adalah misteri terbesar sejak awal.
Ada rencana busuk lainnya yang tersimpan eksis di balik itu yang sejak awal
mungkin sangat sedikit penonton yang akan menaruh rasa curiga karena memang
dikemas dengan rapi oleh Kim Jung-kwon. Dan menariknya di tiap kejutan yang
hadir selalu ada impact yang kuat di sana, seperti sebuah sengatan yang tidak
hanya membuat penonton terdiam saja.
Ya memang mayoritas di antara mereka
merupakan materi yang klasik tapi berkat pengemasan yang tepat hal-hal klise
dan klasik tadi membuat narasi cerita konsisten berkembang menjadi semakin
menarik. Satu hal yang lahir dari sana adalah sebagai penonton saya dibuat
selalu memposisikan diri untuk waspada jika suatu saat hadir kejutan lainnya di
dalam cerita. Tidak mudah untuk melakukan itu dengan narasi yang berisikan
materi familiar, dan apresiasi yang besar bagi Kim Jung-kwon dalam kelihaiannya
menata tiap komponen di dalam cerita. Tidak hanya tentang narasi tapi juga dari
cara ia membentuk atmosfir cerita terutama perpindahan tone yang kerap terjadi,
dari drama penuh tragedi menuju komedi, dan sebaliknya. Mereka juggling tapi
menciptakan kombinasi yang solid, tidak saling merusak satu sama lain.
Ya itu, rapi, pencapaian tersebut berkat
script dan eksekusi yang terasa rapi. Ambil contoh lainnya pada momen di mana
Woo-joo akhirnya mengetahui bahwa Eun-joo sebenarnya merupakan Ibu kandungnya.
Itu salah satu momen yang paling dinanti sejak awal, dan seolah sadar akan hal
tersebut Screenwriter Kim Ji-eun tempatkan agar momen revelation itu hadir di
episode terakhir, bahkan tepat di pertengahan episode terakhir. Kondisi macam
itu membuat penonton terus terikat dengan cerita, mereka terus menunggu momen
itu tiba. Terkesan sepele memang tapi tidak mudah untuk terus mengunci penonton
di dalam penantian seperti itu, harus ada narasi yang mempermainkan rasa
penasaran para penonton pada apa yang akan terjadi selanjutnya di dalam proses
menuju momen yang mereka nantikan tersebut.
‘Lies of Lies’ sukses melakukan itu dengan
baik hampir di setiap episodenya, tidak hanya sebatas membuat rasa penasaran
tumbuh semakin besar namun juga dalam hal memberi kejutan serta
mengkombinasikannya dengan kualitas emosi yang oke. Itu berhasil Kim Jung-kwon
dan Kim Ji-eun capai tidak lepas dari kinerja akting para aktor yang mereka
punya, bahkan Go Na-hee yang berperan sebagai Woo-joo punya momennya sendiri
yang ia gunakan dengan sangat baik. MVP tentu saja Lee Yoo-ri, dengan range
emosi yang luas andalannya itu Yoo-ri membuat Eun-soo menjadi sosok yang ingin
penonton bantu dan dukung. Sedangkan Yeon Jung-hoon berhasil menjadi kompatriot
yang solid, tidak hanya sebagai poacher saja namun juga ketika ia bertugas
memegang kendali utama cerita di beberapa bagian.
Hal yang juga dilakukan dengan sangat baik
oleh Lee Il-hwa. Ya karakter antagonis memang tidak hanya Kim Ho-Ran, masih ada
Kim Woong misalnya sementara Se-mi juga sempat membuat saya jengkel dengan
sikapnya, namun mereka berada di level yang berbeda dengan Ho-ran. Licik, keji
dan juga menakutkan, namun menampilkan itu semua dengan cara yang elegant, Lee
Il-hwa sukses membentuk Ho-ran menjadi main villain yang sangat memorable,
terbaik kedua bahkan di tahun ini dari segi pesona setelah Jang Dae-hee di
‘Itaewon Class’ itu. Dan di belakang mereka semua hadir score dengan vibe
chilling yang memikat itu, akan selalu saya kenang momen di mana kejutan itu
hampir tiba dan penonton telah menantikan bunyi dari gesekan biola itu tiba
beberapa detik di belakangnya. What a thrilling but cute drama.
“Even if the light goes off, this moment will remain in your memory forever.”
ReplyDelete